Whom I Encountered
![]() |
The Stadthuys |
![]() |
Cendol es krim seger |
Minum cendol khasnya Malacca sambil ngobrol di udara yang sangat panas siang itu mempertemukan kami dengan tiga bapak-bapak pegawai listrik negara Malaysia. Mereka melepas lelah bertugas siang itu dengan minum cendol dekat dengan meja kami. Entah apa yang membuat mereka menyapa kami. Sepertinya karena kami bercakap dengan bahasa Jawa ya. Salah seorang dari mereka menyeletuk "Indonesia ya?". Mulai lah percakapan kami dengan mereka hingga kami ditawari untuk ikut mobil mereka menuju Masjid Selat Malacca (memang pengen ke sana sejak tiba di Malacca). Dengan naik mobil macam truk damkar nya Indonesia kami diajak berputar-putar Malacca siang itu. Syukur dalam hati. Rupanya mereka sedang dijadwalkan patroli listrik selama sepekan, jadi tidak mengapa sesekali berputar-putar sambil jadi tourist guide kami 😄😄😄. Begitu kami masuk mobil itu, radio ato kaset murotal Quran otomatis hidup sesaat setelah mobil dihidupkan. Wah, awalnya yang ada keraguan di hati diajak pergi orang asing perlahan lenyap. Prasangka baik bahwa mereka orang baik dan taat beragama mulai bergelantungan di otak.
![]() |
Mobil penuh rejeki yang mengantarku keliling Malacca |
Selama di mobil mereka banyak bercerita tentang kehidupan mereka, salah satunya adalah bapak itu semuanya punya mantan orang Indonesia tapi ditinggal pulang Indonesia akhirnya karena kontrak mantan mereka habis di Negeri Jiran. Ngakak dalam hati sih, mereka lucu dan ceplas ceplos bercerita 😂. Namun saya jadi tau kalau peraturan pemerintah Malaysia jika menikah beda kewarganegaraan, sang wanita harus mengikuti kewarganegaraan suami nya yang orang Malaysia (wah nasionalis jadi orang Indonesia juga ya mantan mereka, haha). Satu yang khas ketika berkenalan dengan mereka selain menyebutkan nama, mereka juga menanyakan umur. Mungkin sudah menjadi hal lumrah di Malaysia. Selain itu yang menyenangkan adalah mereka paham sekali kalau laki-laki dan perempuan tidak boleh bersentuhan dan memang bukan budaya nya untuk bersalaman ketika bertemu antar lawan jenis. Sugoi!
![]() |
Beberapa orang China muslim sedang sholat |
Kesempatan ke Masjid Selat Malacca yang indah bener-benar saya syukuri. Masjid itu berdiri kokoh terapung di atas Selat Malacca. Temboknya yang putih khas gaya mediterania menyilaukan mata. Beberapa wisatawan juga berkunjung, baik muslim atau non-muslim. Bagi non-muslim hanya diijinkan masuk sampai serambi saja. Saya lihat orang China muslim juga sholat di sana tanpa mengenakan mukena (jilbab kecil, blouse, dan celana panjang plus kaos kaki). Busana orang Malacca sendiri sama dengan orang Malaysia pada umumnya, seperti gamis namun potongan atas bawah. Dari segi style sepertinya gaya berpakaian mereka tidak variatif, cenderung stagnan (sok jadi pengamat fashion 😆).
![]() |
Cantiknya ini masjid di Selat Malacca |
Tidak selesai di masjid saja, kami diajak berputar-putar kota dan sampailah ke wisata sejarah Hang Tuah. Tempatnya cukup jauh dan tidak ada dalam rencana kami selama di Malacca. Ini namanya rejeki berlimpah. Dan kami malah dibeliin es krim selama di jalan. Ya Allah baik banget mereka. Limpahkan rejeki Mu untuk mereka Ya Allah. Yang sedikit saya sesali adalah saya ga punya kontak mereka sampai sekarang. Hanya nama yang masih diingat. Nah di wisata sejarah ini pun Pak Hikmal ngantar kami beli oleh-oleh dan mempertemukan kami dengan ibu penjual nya yang ramah dan jujur. Kenapa? karena baru diketahui setelah pulang dari Malacca kalo harga souvenir di sana memang jauh lebih murah. Singkatnya setelah itu kami masih di antar ke Dataran Pahlawan dan berakhir di terminal alias Melaka Sentral tempat kami berpisah. Di Melaka Sentral kami ditraktir makan siang khas Thailand yang halal tentunya. Lucunya, saat mobil masuk ke terminal lewat jalan yang bukan jalur nya, si Pak Khai bilang "tenang, kalo dengan kami (mobil ini) semua itu mungkin, kami punya kendali" (semacam itu lah katanya) dan benarlah , diterjanglah dengan sopan segitiga pembatas jalan yang sebenarnya tidak boleh dilalui. Begitu petugas terminal melihat mobil ini, kami diijinkan parkir di dalamnya. Allahuakbar, serasa pejabat 😅.
Mereka bertiga juga traveller ternyata. Pak Khai pernah ke China, Jepang , Korea. Pak Hikmal malah pernah ke Bandung dan pengen ke Lombok katanya. Pak Adi sepertinya sama juga sering jalan-jalan. Intinya mereka kalo traveling itu menggunakan jasa tour. Lumayan murah ternyata ke Korea ato Jepang dari Malaysia dibanding dari Indonesia. Dan lagi sepertinya kesejahteraan rakyat Malacca cukup tinggi. Gak tanya sih UMR di sana, tapi melihat mereka biasa ke luar negeri menunjukkan kehidupan layak sudah lebih lah ya. Atau karena memang mental orang sana yang kuat ?
Finally, saya masih terus ingin berterimakasih pada mereka. Semoga Allah limpahkan rahmatNya untuk mereka bertiga. Nice to know you all Pak 😊😊😊 (sepertinya mereka tertarik juga untuk datang ke Jogja setelah kami promosikan sedikit wisata Jogja).
![]() |
3 Paman baik hati :D |
Waaa azmi sama dinaaa
BalasHapusIyo Zi..kapan sama kamu ya
Hapus