Waspada Saat Rezeki Dunia Bertambah
Sepekan lalu dua kali ke kajian
Ustadz Syatori Abdurrauf. Yang satu disengaja, yang ke-2 gak sengaja tau-tau
ada kajian beliau pas ikutan sholat jamaah. Dua kali itu materi yang
disampaikan ternyata sama. Tapi materi yang sama rasanya berbeda karena
disampaikan di waktu dan kondisi diri yang berbeda. Thanks to somebody yang pernah nasehatin saya bilang “jangan
sombong dengan bilang ‘ah udah pernah dapat materi itu, ngapain ikutan lagi’”.
Ternyata bener itu. ilmu itu sifatnya mengingatkan (teori azmiyatul). Bisa jadi
yang dulu gak masuk di hati, di materi ke-2 rasanya makjleb di hati. Ato di
materi pertama dapet poin A, di materi ke-2 dapet poin B.
Jadi, apa isi kajian kemarin?
Yaitu tentang dosa yang merupakan tafsir surat An Nur, lupa ayat berapa. Dosa
itu ya termasuk ujian ternyata, gak buat ku dan buatmu, tapi buat semua
manusia. Dibilang juga bahwa dosa itu sebab turunnya iman. Jadi, kalo ngerasa
lagi futur alias iman merosot banget,
pasti karena kita kebanyakan maksiat, astaghfirullah.
Dosa itu ada bobotnya. Dari
stadium 1 sampe 3. Di level terendah itu dosa yang saat melakukannya pake rasa
berat. Allah ngasih treatment yang
kayak gini dengan peringatan. Sementara di dosa level 2 itu kalo dosa dilakukan
dengan enteng, misal orang gampang banget gak sholat, biasa aja rasanya
ninggalin sholat. Ini nih yang kadang ‘dibiarin’ sama Allah ato namanya istidraj (pembiaran). Jadi inget, cerita
seorang yang mudahnya bilang “aku banyak melakukan maksiat tapi rezeki ku lancar-lancar
aja tuh”, trus dia ditanya “apa kamu sholat malam” , di jawab “tidak”. Lalu si
ulama bilang “kalo Allah ingin menghukum semua orang yang bermaksiat itu dengan
memutus rezekinya, niscaya semua orang di dunia ini sudah habis binasa ga punya
apa-apa.” Ada yang namanya pembiaran, ya artinya kita mau ngapain aja Allah
cuek aja, naudzubillahimin dzalik.
Sedih gak sih kalo diabaikan, dicuekin, diasingkan. Dari situ saya berpikir
kalo jangan-jangan selama ini ada hal-hal yang Allah biarkan kulakukan terus
padahal itu dosa. Astaghfirullah.
Lalu, stadium 3 dosa adalah dosa yang dilakukan karena adanya rasa sombong. Hal
ini berakibat murtadnya ato orang menjadi kafur. Seperti iblis yang menolak
untuk sujud ke Adam saat Allah memerintahkannya. Saat itu iblis bilang “buat
apa aku sujud ke Adam, aku dari api sedangkan Adam dari tanah”. Iblis sombong
menganggap dirinya lebih mulia.
Dosa-dosa di atas bisakah
dibersihkan?. Dosa pertama (yang dilakukan dengan rasa berat) bisa dibersihkan
dengan taubat. Taubat itu memohon ampun ke Allah, berjanji tidak mengulanginya.
Kalo dosa kedua (yang dilakukan dengan mudahnya), selain taubat, kita harus
mengirinya dengan perbuatan baik untuk menebusnya.
Barusan banget beberapa menit
lalu baca satu motivasi di Al-Qur’an, bunyinya “waspadalah saat kita menjauh
dari Al-Quran tetapi justru rezeki dunia makin bertambah! Karena bisa jadi itu
pembiaran dari Allah SWT. (Inspirasi Quran QS. Al-An’am, 6:44)”. Pas sama isi
tulisan ini ya. Semoga kita terhindar dari rasa sombong akan rezeki yang mampir
di kita, dikiranya karena Allah sayang, padahal bisa jadi itu pembiaran. Oya
arti surat Al-An’am 44 itu adalah “ Maka ketika mereka melupakan peringatan
yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu
(kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang
telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika
itu mereka terdiam putus asa.”
Terima Kasih mba sangat bermanfaat
BalasHapusSama-sama..semoga bisa mengingatkan kita :)
Hapus