Sekolah Musim Panas 2018 di Tsinghua University


Carilah ilmu ke negeri China, itu kata pepatah. Kenapa China aku gak tau. Kenapa gak Indonesia atau Brazil gitu ya? He. Mungkin. Mungkin lho ya karena peradaban China yang sangatlah tua dan dulu orang-orang Arab datang ke China trus nemu banyak hal yang bisa diambil pelajaran darinya. Analisis sotoy. Tapi aku jadi tertantang nih sama China. Iseng-iseng berhadiah daftarin macem-macem program yang bisa diikuti mahasiswa, yang jadi rezeki adalah Tsinghua International Summer School. Tsinghua adalah sebuah universitas di Beijing, China dan baru tau aku setelah sampek sana kalo ternyata univ ini peringkat engineering nya adalah nomero uno di dunia. Selain itu, di China sendiri univ ini bersaing sama Peking Univ untuk jadi yang terdepan. Kalo Peking unggul di sosial, Tsinghua unggul di bidang science nya. Tsinghua juga dinobatkan jadi univ terindah di Asia. Iya indah, bangunannya rata-rata berwarna orange batu-bata dan kadang tersemat symbol Chinese nya. Oya, banyak yang nyebut Tsinghua itu Harvard nya China ato si Kirin nyebutnya Oxford nya China, or you name it.
Salah satu gedung kampus deket kantin halal
Sepeda dimana-mana

Salah satu perpustakaan di Tsinghua yang ternyata pake nama orang Indonesia 'Mochtar Riady'


View dari art museum nya Tsinghua

Summer School ini padet banget jadwalnya. Tiap hari ada kegiatan wajib dari jam 9 sampe 5 sore. Kegiatannya macem-macem tergantung track yang diambil. Kalo aku ambil track Chinese Geography. Ada kuliah, diskusi kelompok, dan field trip. Yang paling berkesan ya dapet kuliah dari Prof Gong Peng, sang ahli kebumian. Darinya aku belajar peradaban China yang terus berkembang. Selain itu field trip nya tumpah-tumpah, ke museum geologi, gunung, botanical garden, area sub urban baru, forbidden city, hingga the great wall of China. 

Forbidden city




Selama kegiatan aku mencoba experiencing China. Jalan kaki, sepedaan, naik subway, naik bus, juga belanja di supermarket kampus. Pas ada kesempatan aku dan temen muslim lainnya diajak Kirin, mahasiswa Tsinghua asal Malaysia, untuk mengunjungi masjid di Beijing yang jadi tempat syuting film Assalmu’alaikum Beijing. Namanya masjid Niujie. Seneng betul karena Kirin paham banget tentang islam di China. Dia juga bisa bahasa Mandarin fasih jadi bisa njelasin makna-makna aksara China yang ada di sekitaran masjid. Bisa ke masjid itu selama summer school adalah bak oase di padang pasir. As you know China itu negara komunis. Masyarakat mayoritas meyakini suatu keyakinan itu cukup dalam hati, tidak untuk ditunjukkan ke orang lain. Jadilah muslim disana cukup kerepotan di awal-awal karena kita tidak bisa sholat di sembarang tempat. Di kampus sholat cuma bisa dilakukan di kamar, di taman sepi bisa sih asal gak ketahuan. Karena kalo ketahuan bisa ditegur. Kampus memiliki aturan tidak boleh melakukan ibadah di tempat terbuka dan mengajak orang lain untuk beribadah.
Stasiun subway
Tempat sholat pria masjid Niujie
Masjid Niujie dari dalam kompleks
Sorry blur. Tipikal bus di Beijing yang banyak banget serta memudahkan.
Interior masjid
Bersambung…

Komentar

Postingan Populer