Bromo Midnight Tour - Part 1

Postcard Bromo yang dijual di Penanjakan 1
Bulan Oktober 2015 ini akhirnya saya mencentang one of my bucket list yaitu Bromo. Berangkat cuma berdua cewek-cewek tapi tidak mematahkan semangat kami untuk mencoba lagi hal yang baru. Tepat dengan tahun baru Islam 1437 H,  kami berangkat (saya dan Cindi) ke tujuan utama Gunung Bromo dengan kereta api. Kereta adalah transportasi umum paling favorit buat saya karena disana kita bisa bertemu dan berbincang dengan orang baru (ya kalo orangnya enak dan welcome buat diajak ngobrol sih).

Buat kamu yang mau ke Bromo dari Jogja dengan minim budget, saya sarankan salah satu pilihan yaitu naik kereta api dan ikut Bromo Midnight Tour, sebuah program untuk menikmati Bromo selama 12 jam dari tengah malam sampai siang hari. Memang paket ini jadi semi backpacking karena kita berangkat sendiri dari Jogja tapi lalu ikut paket tur setelah sampai Malang.

Rute yang kami tempuh adalah Jogja-Surabaya-Malang-Bromo-Malang-Jogja. Kami perlu dua hari dua malam untuk perjalanan itu. Setiap waktunya kami manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk menjelajalah. Tidur tidak perlu penginapan, cukup di jalan (padahal karena untuk menghemat). Dari Jogja ke Surabaya naik kereta Logawa berangkat pagi jam 8.55 dengan harga tiket 60ribu plus charge channel 7500 untuk berdua karena saya beli tiket untuk berdua. Intinya tiap pembelian tiket Logawa waktu itu berapapun jumlah kursi yang dibooking,tetap kena charge 7500.

Bekal makanan yang banyak wajib untuk penghematan. Saya bawa nasi dan lauk kering yang tahan lama. Perkiraan lauk sampe dua hari pun masih ada karena saking banyaknya. Cemilan murah meriah yang penting gurih pun saya bawa karena teman paling cocok di perjalanan adalah makanan gurih, bukan yang manis-manis. Saya dan Cindi duduk berhadap-hadapan dengan sebuah keluarga beranggotakan bapak, ibu, dan tiga anak dari Purwokerto yang akan turun nantinya di Nganjuk. Terlihat dari penampilannya mereka adalah tipe keluarga sederhana dengan anak-anak yang penurut dan pintar. Mereka kelas 4 dan 3 SD, yang satunya masih balita. Anak-anak seperti itulah yang menjadi pelajaran berharga bagi saya selama perjalanan. Intinya bersyukur atas apa yang ada di genggamanmu sekarang, hormati orang tuamu, rescpect to each other, dan satu lagi jangan tinggalkan budaya bertegur sapa terhadap siapa saja. Jangan jadi orang yang gagap sosial, dimana aja cuma maenan gadget, padahal dengan ngobrol sama orang baru yang kita temui pasti ada pelajaran yang bisa diambil dan membuat pikiran kita terbuka. 

bersambung...

Komentar

Postingan Populer